Kemenperin Catat Nilai Ekspor Perhiasan Tembus Rp 62 Triliun

Kemenperin Catat Nilai Ekspor Perhiasan Tembus Rp 62 Triliun

Angka ini tumbuh 23 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US$3,29 miliar.

(Bisnis Tempo) 13/10/25 18:33 1927

KEMENTERIAN Perindustrian mencatat nilai ekspor perhiasan dan barang berharga Indonesia mencapai US$4,05 miliar atau sekitar Rp 62 triliun sepanjang periode Januari–Juni 2025. Angka ini tumbuh 23 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US$3,29 miliar.

“Sebagai negara dengan tradisi panjang dalam pembuatan perhiasan, Indonesia mampu melahirkan produk yang tidak hanya diminati pasar domestik, tetapi juga menarik perhatian pasar internasional,” ujar Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, dikutip dari keterangan tertulis, Senin, 13 Oktober 2025.

Politikus Partai Golkar ini mengatakan capaian tersebut menunjukkan potensi besar industri perhiasan nasional. Ia menilai potensi itu didukung oleh kekayaan budaya, sumber daya alam seperti emas, perak, dan batu mulia, serta kreativitas tinggi para perajin lokal.

Agus menambahkan, salah satu dukungan Kemenperin dalam memperkuat industri perhiasan, yakni melalui Surabaya International Jewellery Fair (SIJF) 2025. Ajang tersebut merupakan pameran internasional yang menjadi wadah promosi utama bagi pelaku industri nasional.

Kegiatan tersebut digelar oleh Asosiasi Pengusaha Emas dan Permata Indonesia (APEPI) dan merupakan penyelenggaraan ke-28 kalinya. Peserta pameran ini diikuti oleh dari produsen, pemasok bahan baku, hingga calon pembeli, yang berlangsung di Surabaya pada 9-12 Oktober 2025.

Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Reni Yanita mengapresiasi APEPI atas konsistensinya menyelenggarakan tiga pameran perhiasan internasional sepanjang 2025, yakni Jakarta International Jewellery Fair (JIJF), Bandung Jewellery Fair (BJF), dan SIJF.

“Pameran ini menjadi sarana penting dalam memperluas akses pasar dan memperkuat promosi produk perhiasan nasional. Kami berharap kegiatan seperti ini terus mendorong pertumbuhan industri perhiasan Indonesia,” kata Reni.

Reni menambahkan, pada 2024 pangsa pasar ekspor perhiasan dan barang berharga Indonesia mencapai 2,5 persen, menempatkan Indonesia di posisi ke-12 dunia. Negara tujuan utama ekspor meliputi Swiss, Hong Kong, India, Uni Emirat Arab (UEA), dan Yordania.

Kinerja positif ini, menurut Reni, sejalan dengan meningkatnya minat pasar terhadap produk perhiasan emas dalam negeri. Untuk memperkuat ekosistem industri, pemerintah meluncurkan Bank Bullion pada Februari 2025. Program ini bertujuan untuk memperkuat likuiditas, mempermudah akses pembiayaan emas, serta mengefisienkan rantai pasok.

“Kemenperin terus mengawal implementasi ekosistem Bank Bullion agar pelaku IKM perhiasan dapat lebih mudah memperoleh bahan baku emas dan menjadi bagian penting dari rantai industri nasional,” kata Reni.

#perhiasan #ekspor #kementerian-pertanian #kemenperin #jewelry

https://tempo.co/ekonomi/kemenperin-catat-nilai-ekspor-perhiasan-tembus-rp-62-triliun-2079162