Purbaya Mau Tertibkan Thrifting Baju Bekas: Pedagang Untung, tapi Industri Mati
Menteri Keuangan Purbaya menyoroti impor baju bekas yang merugikan industri tekstil lokal. Ia berencana menindak tegas demi melindungi industri nasional.
(Bisnis.Com) 03/11/25 15:58 25593
Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa memperingatkan tren masuknya impor baju bekas dalam bentuk ballpress berisiko merusak industri tekstil dan garmen domestik.
Purbaya pun menekankan keinginannya untuk menerbitkan praktik ilegal tersebut. Kendati demikian, dia mengungkapkan ternyata banyak pedagang baju thrifting yang menolak rencananya tersebut.
"Saya juga monitor TikTok untuk melihat apa sih respons masyarakat. Rupanya banyak juga pedagang itu ya, hidup dari situ ya, pedagang thrifting, marah-marah sama saya," ungkap Purbaya dalam rapat kerja dengan Komite IV DPD di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (3/11/2025).
Mantan ketua dewan komisioner Lembaga Penjamin Simpanan itu mengaku paham posisi pedagang kecil yang hidup dari jual-beli baju bekas impor. Hanya saja, dia menekankan perbedaan tujuan ekonomi mikro dan makro. “Itu mereka mencari keuntungan jangka pendek aja. Dia untung, tapi industri mati," kata Purbaya.
Purbaya pun menyinggung konsekuensi ekonomi makro apabila pasar domestik terus dibanjiri produk asing, yaitu pangsa pasar dalam negeri yang sebagian besar dipenuhi permintaan domestik akan dikuasai pihak luar, sehingga kesempatan penguatan nilai tambah dan penciptaan lapangan kerja berkurang.
Oleh sebab itu, dia menyatakan akan menindak tegas kasus impor baju bekas ballpress dan memperluas pengawasan ke pelaku yang paling vokal membela praktik yang merugikan kepentingan nasional.
“Siapa yang paling keras protesnya, itu saya tangkap duluan, karena berarti dia dalang di belakangnya [impor baju bekas ballpress]. Ini udah banyak komentar-komentar kan, mereka harus hati-hati. Saya lihat satu-satu, nanti saya perintahkan orang Bea Cukai untuk memeriksa mereka satu-satu," ungkapnya.
Dukungan Pelaku Industri Tekstil
Komitmen pemberantasan impor baju bekas balpres memberikan harapan baru bagi para pelaku industri tekstil. Pasalnya, peredaran barang impor ilegal, termasuk baju bekas, ini dinilai menjadi salah satu penyebab industri tekstil tertekan.
“Banyaknya pabrik yang tutup dan PHK salah satu penyebabnya adalah importasi ilegal selain importasi dumping,” ujar Ketua Umum Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filament Indonesia (APSyFI) Redma Gita Wiraswasta kepada Bisnis, Kamis (30/10/2025).
Redma menilai penindakan terhadap barang impor ilegal, termasuk baju bekas, selama ini belum efektif. Menurutnya, baju bekas impor masih mudah ditemukan di pasaran. Bahkan, baju baru impor ilegal dalam bentuk balpres juga makin marak.
Menurutnya, penegakan hukum menjadi kunci utama pemberantasan impor ilegal, termasuk peran Bea Cukai sangat krusial dalam menjaga pintu masuk barang impor. Namun, langkah perbaikan tidak akan berjalan efektif selama masih ada oknum di dalam lembaga tersebut yang terlibat dalam praktik curang.
Redma juga menilai pemerintah perlu melakukan perbaikan sistem kepabeanan agar lebih ketat dan transparan.
“Semua kontainer harus masuk AI scanner untuk mencocokkan dengan dokumennya, hal ini akan meniadakan jalur merah-jalur hijau yang selama ini jadi permainan oknum Bea Cukai,” kata Redma.
Sementara itu, Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) meminta agar pemerintah memberantas jalur pemasok dan importir besar baju bekas yang masuk ke Indonesia. Pasalnya, maraknya baju bekas selundupan telah merugikan negara hingga Rp1 triliun per tahun.
Sekretaris Jenderal API Andrew Purnama mengatakan pemerintah melalui Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 40 Tahun 2022 (Permendag No. 40/2022) melarang impor baju bekas, bukan perdagangan baju bekas (thrifting) yang beredar dalam negeri.
“Jadi, yang harus diberantas adalah jalur pemasok dan importir besar, bukan pedagang pasar yang hanya menjual barang yang sudah beredar di dalam negeri,” kata Andrew kepada Bisnis, Kamis (30/10/2025).
#impor-baju-bekas #industri-tekstil #pedagang-thrifting #ballpress-ilegal #ekonomi-makro #pasar-domestik #pelaku-industri-tekstil #pemberantasan-impor-ilegal #peredaran-barang-impor #penegakan-hukum #s