Ragam Tren Piutang Pembiayaan Industri Multifinance di Tengah Tekanan Daya Beli Masyarakat
Mayoritas perusahaan multifinance mencatat tren positif piutang pembiayaan meski daya beli tertekan.
(Bisnis.Com) 15/10/25 12:09 4074
Bisnis.com, JAKARTA — Beberapa perusahaan pembiayaan menilai kondisi daya beli masyarakat yang masih menyesuaikan terhadap tekanan ekonomi memengaruhi permintaan pembiayaan saat ini. Meski demikian, mayoritas perusahaan mencatat tren piutang pembiayaan yang positif.
Misalnya saja PT Wahana Ottomitra Multiartha Tbk. (WOMF) atau WOM Finance yang melaporkan piutang pembiayaan bersih per Agustus 2025 menunjukkan tren positif dengan adanya peningkatan sebesar 2,9% secara (year on year/YoY).
“Atau dari Rp6,1 triliun pada Agustus 2024 menjadi Rp6,2 triliun Agustus 2025,” kata Direktur Keuangan WOM Finance Cincin Lisa Hadi kepada Bisnis, Selasa (14/10/2025).
Cincin meneruskan, meski daya beli masyarakat tertekan, tetapi segmen konsumen yang membutuhkan pembiayaan produktif dan multiguna masih menunjukkan tren positif. Menurutnya, kini konsumen semakin selektif dalam memilih lembaga pembiayaan.
Adapun WOM Finance, katanya, memproyeksikan piutang pembiayaan masih akan terus bertumbuh hingga akhir tahun ini, sejalan dengan strategi ekspansi terukur dan peningkatan penetrasi di berbagai segmen pembiayaan.
“Kami akan terus menjaga fokus dan momentum ini agar target bisa dicapai seiring dengan meningkatnya aktivitas ekonomi masyarakat. Kami juga senantiasa mengembangkan strategi pemasaran yang lebih terarah dan perluasan jaringan layanan kami di seluruh Indonesia,” tegas Cincin.
Sementara itu, PT Astra Credit Companies (ACC) hingga Agustus 2025 juga membukukan piutang pembiayaan yang tumbuh positif. Pertumbuhan itu sebesar 3,7% YoY.
Sebab demikian, EVP Corporate Communication ACC Riadi Prasodjo optimis bahwa prospek pembiayaan industri multifinance hingga akhir tahun ini bisa tetap positif. Sementara itu, untuk terus menjaga pertumbuhan piutang pembiayaan, ACC terus memperkuat kolaborasi dan sinergi dengan partner otomotif.
“Serta memperluas dan mengoptimalkan pelayanan kepada pelanggan untuk menjaga pertumbuhan pembiayaan yang sehat, berkelanjutan, dan adaptif terhadap dinamika pasar,” ucapnya.
Lebih lanjut, Riadi berpendapat ada empat hal yang memengaruhi permintaan pembiayaan saat ini. Di antaranya adalah kondisi daya beli masyarakat, pergerakan suku bunga, kebijakan industri otomotif, dan hadirnya tipe serta model kendaraan baru.
Berbeda dengan sebelumnya, PT Clipan Finance Indonesia Tbk. (CFIN) melaporkan bahwa tren piutang pembiayaannya menunjukkan pelemahan. Meski demikian, CFIN tak memerinci berapa besarannya.
Direktur Utama Clipan Finance Harjanto Tjitohardjojo mengatakan hal itu terjadi seiring dengan kondisi makro ekonomi yang semakin menantang, terutama daya beli masyarakat yang masih rendah. Kendati demikian, dia optimistis perusahaan dapat mencapai target pembiayaan hingga akhir tahun.
“Strategi utama perusahaan dalam menjaga pertumbuhan piutang pembiayaan adalah mengoptimalkan jaringan pemasaran di seluruh cabang, meningkatkan kerja sama dengan grup dan induk perusahaan,” ujarnya.
Selain itu, lanjutnya, perusahaan menerapkan proses seleksi yang ketat untuk menganalisis kelayakan calon debitur guna meminimalisasi risiko gagal bayar. Tak sampai di situ, perbaikan proses kerja terhadap pengelolaan portofolio pembiayaan existing juga terus dilakukan.
Untuk diketahui secara keseluruhan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat piutang pembiayaan di industri multifinance per Agustus 2025 tumbuh 1,26% secara (year on year/YoY) menjadi Rp505,59 triliun.
Sebagai perbandingan, pertumbuhan ini sangat jauh berbeda dengan periode yang sama tahun lalu atau Agustus 2024 yang pertumbuhannya sebesar 10,18% YoY. Secara MtM pun pertumbuhannya turun, per Juli 2025 pertumbuhan piutang pembiayaan sebesar 1,79%.
#piutang-pembiayaan #industri-multifinance #daya-beli-masyarakat #wom-finance #tren-positif #pembiayaan-produktif #strategi-ekspansi #astra-credit-companies #pertumbuhan-piutang #kolaborasi-otomotif #c