JAKARTA - Hujan melanda kawasan Jakarta pada Senin (3/11/2025) ini membuat sejumlah wilayah tergenang, salah satunya di Jati Padang, Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Air kembali menggenangi jalanan di tiap gang perumahan warga RW 06.

Berdasarkan pantauan, air setinggi 30-50 cm menggenangi jalanan di Gang Baswedan, tempat adanya Tanggul Baswedan di Jati Padang, Pasar Minggu, Senin (3/11/2025) sore. Debit air yang meninggi di Kali Pulo membuat jalanan kembali tergenang.

Padahal, sebelumnya kawasan tersebut sudah mulai surut air yang sempat menggenangi jalanan. Meski begitu, air belum sampai menggenang masuk ke dalam rumah-rumah warga.



Akibat genangan tersebut, akses warga untuk beraktivitas pun terganggu lantaran kendaraan roda dua tak bisa masuk ke jalanan gang rumah warga. Warga pun memilih tetap bertahan di rumahnya masing-masing karena air tak sampai masuk ke rumah warga.

Petugas PPSU dan SDA Jakarta Selatan pun bersiaga di lokasi dan melakukan pengecekan pada debit air di Kali Pulo, khususnya di Tanggul Baswedan. Karung pasir yang sempat ditumpuk sebagai penambal tanggul jebol pun hanyut oleh derasnya aliran kali. Selain itu, petugas juga melakukan pembersihan sampah yang menyumbat di saluran air agar air tak mampet di area jalanan gang warga.

JAKARTA - Wakil Gubernur DKI Jakarta Rano Karno alias Bang Doel menegaskan bahwa pihaknya akan bergerak cepat melakukan penanganan tanggul yang jebol akibat hujan lebat. Perbaikan tanggul itu akan menggunakan anggaran Belanja Tidak Terduga (BTT).

"Ya, memang benar, ada beberapa tanggul yang rusak akibat hujan deras. Namun, kita punya BTT, ya," kata Bang Doel di Jakarta International Velodrome , Minggu (2/11/2025).

Agar aliran air tidak terus masuk ke permukiman warga, sementara ini tanggul yang jebol dipasang beronjong. Sebab, menurutnya tidak mudah melakukan perbaikan tanggul secara permanen.

"Sekarang ini minimal dengan beronjong karena memang fondasi atau dengan sistem yang benar itu tentu kita harus mengeringi kali atau sungai, teknisnya seperti itu," ujarnya.

Dalam kesempatan itu, dia menyampaikan bahwa penanganan banjir yang dilakukan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah dilakukan secara cepat dan efektif. Dia mencontohkan penanganan banjir di wilayah Kemang.

"Kalaulah saya boleh melaporkan daerah Kemang itu pada hari pertama luar biasa, tapi jam 02.00 pagi sudah surut. Berarti pasukan kita memang siap, apalagi kemarin kita ratas, kita menyiapkan satgas-satgas," jelasnya.

Pasukan penanganan banjir ini telah dipetakan untuk berada di wilayah yang rawan pohon tumbang atau tergenang air. Hal ini sebagai antisipasi agar penanganan banjir dilaksanakan cepat dan efektif.

"Makannya saya bilang siapkan pasukan, begitu hujan jangan nunggu pohon roboh, langsung bergerak, karena kita udah tahu kita antisipasi daerah mana (yang) pohonnya banyak. Kita udah bisa mapping lah, jangan tunggu dulu baru kita datang, tapi begitu hujan satgas kita sudah harus mulai bergerak," ucapnya.

Terpisah, Dinas Sumber Daya Air (SDA) Provinsi DKI Jakarta mencatat sedikitnya lima titik tanggul roboh dan tiga titik tanggul longsor di wilayah Kota Administrasi Jakarta Selatan akibat hujan sangat lebat yang melanda pada Kamis (30/10/2025) malam.

Berikut rincian lokasi tanggul yang mengalami kerusakan:

Tanggul Roboh

1. Tanggul di Kemang Village (Lippo Mall Kemang) dari aliran Kali Krukut, sepanjang 13,5 meter.

2. Tanggul Jatipadang, Pasar Minggu dari aliran PHB Pulo, sisi Sabili sepanjang 25 meter dan sisi lahan kosong 25 meter (total 40 meter).

3. Tanggul di Kali Krukut segmen Plaza Bisnis Kemang, sepanjang 30 meter.

4. Tanggul di Jl. Kemang Utara IX, Mampang Prapatan dari aliran Kali Mampang, sepanjang 6 meter.

5. Tanggul di Jl. Taman Kemang Bangka (sebelah Wisma Anugraha) dari aliran Kali Krukut, sepanjang 3 meter.

Tanggul Longsor:

1. Jl. Kemuning, Pejaten Timur, Pasar Minggu dari aliran Kali Ciliwung, sepanjang 6 meter.

2. - Jl. Gunuk Raya, Pejaten Timur, Pasar Minggu dari aliran Kali Ciliwung, sepanjang 14 meter.

3. Jl. Adityawarman, Selong, Kebayoran Baru dari aliran PHB Adityawarman, sepanjang 25 meter.

JAKARTA SELATAN - Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta mencatat sedikitnya lima tanggul sungai jebol dan tiga tanggul lainnya longsor di Jakarta Selatan akibat cuaca ekstrem yang melanda pada Kamis (30/10/2025). Peristiwa ini disebabkan oleh tingginya debit air di beberapa aliran sungai dan saluran penghubung di kawasan tersebut.

"Tanggul roboh di antaranya tanggul di Kemang Village (Lippo Mall Kemang) dari aliran Kali Krukut, sepanjang 13,5 meter; Tanggul Baswedan di Jatipadang, Pasar Minggu dari aliran PHB Pulo, sisi Sabili sepanjang 25 meter dan sisi lahan kosong 25 meter (total 40 meter); tanggul di Kali Krukut segmen Plaza Bisnis Kemang, sepanjang 30 meter," kata Sekretaris Dinas Sumber Daya Air Provinsi DKI Jakarta, Hendri di Jakarta, Sabtu (1/11/2025).

"Tanggul di Jl. Kemang Utara IX, Mampang Prapatan dari aliran Kali Mampang (jebol) sepanjang 6 meter dan tanggul di Jl. Taman Kemang Bangka (sebelah Wisma Anugraha) dari aliran Kali Krukut, sepanjang 3 meter. Tanggul longsor Jl. Kemuning, Pejaten Timur, Pasar Minggu dari aliran Kali Ciliwung, sepanjang 6 meter; Jl. Gunuk Raya, Pejaten Timur, Pasar Minggu dari aliran Kali Ciliwung, sepanjang 14 meter; Jl. Adityawarman, Selong, Kebayoran Baru dari aliran PHB Adityawarman, sepanjang 25 meter," tambahnya.

Hendri menyebut kerusakan tanggul disebabkan oleh tekanan debit air tinggi di Kali Krukut, Kali Mampang, dan PHB Pulo, sedangkan longsor terjadi akibat pengikisan dinding tanggul oleh curah hujan yang ekstrem.

Sebagai tindak lanjut, Suku Dinas SDA Jakarta Selatan telah melakukan penanganan darurat dengan membangun tanggul sementara menggunakan karung berisi pasir untuk menahan limpasan air di lokasi-lokasi terdampak.

“Kami telah menurunkan tim ke seluruh titik kerusakan untuk melakukan penanganan darurat. Saat ini kami fokus mencegah limpasan air agar tidak meluas ke pemukiman warga," ujarnya.

Selain itu, pada titik-titik longsor telah dilakukan pemasangan crucuk kayu dolken dan karung pasir sebagai langkah sementara. Untuk Jl. Adityawarman, akan dilakukan pembangunan turap permanen guna memperkuat struktur tebing sungai.

“Perbaikan fisik permanen diperkirakan memakan waktu antara dua hingga tiga bulan, menyesuaikan kondisi cuaca dan ketinggian muka air di lapangan,” jelasnya.

Lebih lanjut, Dinas SDA juga tengah menghitung estimasi biaya perbaikan dan melakukan pengecekan tanggul di titik-titik krusial lainnya guna mencegah kerusakan lanjutan dan potensi banjir.

Pemprov DKI Jakarta berkomitmen untuk melakukan perbaikan menyeluruh terhadap infrastruktur pengendali banjir, terutama di kawasan rawan seperti Jakarta Selatan.

“Kami berharap proses perbaikan tanggul ini berjalan maksimal agar risiko banjir dapat diminimalisir dan keamanan warga tetap terjaga. Pemerintah akan terus berkoordinasi lintas instansi untuk mempercepat penanganan di lapangan,” tandasnya.

JAKARTA - Staf Khusus (Stafsus) Gubernur DKI Jakarta Bidang Komunikasi Publik dan Sosial Chico Hakim mengungkap kendala utama jebolnya tanggul Baswedan di saluran penghubung (PHB) Kali Pulo, Jati Padang, Pasar Minggu, Jakarta Selatan akibat debit air tinggi ditambah arus deras pada Kamis (30/10/2025). Luapan aliran PHB Kali Pulo membuat permukiman penduduk di 2 RT masih kebanjiran hingga Sabtu (1/11/2025).

"Kendala utama jebolnya Tanggul Baswedan di PHB Pulo, Jati Padang, Pasar Minggu, Jakarta Selatan memang debit air tinggi ditambah arus deras dari luapan Kali Pulo sejak Kamis (30/10). Tekanan airnya sangat kuat hingga tanggul tergesek dan jebol—disebabkan lahan yang semakin sempit," kata Chico saat dikonfirmasi.

"Sampai hari ini (1/11), genangan masih ada di 2 RT terdekat (tinggi 30-40 cm), tapi sudah turun dari kemarin (1,5 m)," tambahnya.

Chico mengatakan Suku Dinas Sumber Daya Air (Sudin SDA) Jakarta Selatan telah bergerak mengerahkan 35 personel membuat tanggul darurat menggunakan karung berisi pasir. "7 pompa besar (400-1.000 Liter/detik) buat sedot air di Jati Padang-Mampang-Kemang. BPBD juga standby 24/7 monitor," ujarnya.

Chico menegaskan Gubernur Pramono telah menginstruksikan Dinas SDA dan Dinas Bina Marga untuk turun memperbaiki semua tanggul jebol. Namun, eksekusi perbaikan tanggul permanen memerlukan debit air aman dan kurang lebih tiga bulan.

"Pak Gubernur sudah berikan instruksi ke Dinas SDA & Bina Marga: 'Segera perbaiki semua tanggul jebol!' (termasuk Baswedan dan yang di Kemang). Rencana teknis: Fondasi batu kali ditambah beton agar anti-tekanan tinggi, target selesai kurang dari 3 bulan. Eksekusi akan segera dilakukan setelah debit air aman (arus reda total), agar tidak bahaya buat tim," ungkapnya.

JAKARTA - Banjir melanda kawasan Jati Padang, RW 06, Pasar Minggu, Jakarta Selatan sejak Kamis, 30 September 2025 hingga saat ini. Terpantau, petugas Sumber Daya Air (SDA) Jakarta Selatan menambal atau membuat tanggul sementara pada Tanggul Baswedan yang roboh.

Berdasarkan pantauan, belasan anggota SDA Jakarta Selatan menggotong karung-karung pasir di pundaknya. Karung pasir tersebut lalu ditumpuk-tumpuk menjadi tanggul sementara di pinggiran Tanggul Baswedan yang roboh.

Sebabnya, tanggul yang roboh itu membuat air yang menumpuk di tanggul tersebut meluber ke rumah-rumah warga di RW 06, khususnya RT 03. Pembuatan tanggul sementara itu dilakukan petugas sebagai antisipasi sementara.



Nantinya, setelah air surut, tanggul tersebut bakal diperbaiki dengan pembuatan tanggul permanen. "Sementara ini kita penanganan masih dalam penanggulangan karung pasir. Selanjutnya kita bangun pakai material semen biasa, pembangunan kayak biasa seperti semula," ujar petugas SDA Jakarta Selatan Sulaiman di lokasi, Sabtu (1/11/2025).

Dia menerangkan, sudah lebih dari 5 kubik karung pasir ditumpuk sebagai tanggul sementara di lokasi Tanggul Baswedan yang roboh itu. Proses pembuatan tanggul permanen itu dilakukan pasca air surut di Kali Pulo.

"Kemarin udah 5 kubik dikirim. Untuk hari ini mungkin belum tahu kita kirim lagi berapa kubik lagi. Kalau dari hulunya masih hujan, meluap airnya, kalau masih begini mah kita juga bingung ngerjainnya. Tunggu debit airnya agak menyurut, terus selanjutnya kita pembangunan seperti sediakala, pakai bahan material bangunan seperti biasa semula," katanya.

Dia menambahkan, proses pembuatan tanggul permanen saat ini belum dilakukan karena terkendala pada debit air yang masih tinggi. Maka itu, tanggul sementara menggunakan laring pasir pun dibuat.

"Kesulitannya ada di akses, debit air, dan curah hujan yang enggak bisa diprediksi. Iya, akses jalan, terus debit airnya masih tinggi juga. Kita tunggu surut air dulu," pungkasnya.